Darah, api yang mengapi
Mencurat mericik di hati
Kau terluka tapaknya meringis
Mengalir darah kau menagisi
Anjing itu bukan untuknya
Kau tak perlu ragu mencinta
Dia milikmuuuu kawan
Bahkan sseeeeeeeeeeelamanya
Mungkin dia pernah menanam luka di kedua matamu
Menusukkan belati di pantat dan hati kehulu
Menabur garam diantara kulit2 yang terkelut
Tapi kau jangan marah
Dan kau tak akan pernah marah
Kau bukan pemarah
Biar kau berdarah
Cintamu tak punah.....
oleh I Nyoman Alit Suwarbawa,
Singaraja, 07 Des 09
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar