Hari ini malam melenggang mulus di atas kepalaku.
Meskipun tanpa ditemani kidung dari jangkrik
dan atau gigitan tak berarti nyamuk comberan.
Tak apalah, untuk kali ini.
Bagiku malam tetaplah kawan berharga saat aku tak bersama ibu.
Dongeng yang biasanya melantun bersama dahaga, menyepi lalu pergi.
Hari ini malam membuatku begitu panik.
hingga waktu yang telah ditentukan aku belum juga melihat bulan.
Ada apa sebenarnya,
rasa kantukku terasa asin ketika aku berkali-kali menghela nafas.
Mungkin seandainya saja aku tertidur, apakah aku akan bermimpi lagi?
Hari ini malam terlihat rabun di mataku.
Lampu pijar kamar mengerucut bertanda gelap akan menutup ajalnya.
Cepatlah! Aku malu jika jam weker membangunkan ayam-ayam itu.
Sssst…
Hari ini malam melantunkan puisi bersenandung lirih.
Nyanyaian Tuhankah atau hanya obrolan para Dewa?
Entah gundah, entah risih, entah apalagi…
Persetan dengan cibiran rutinitas yang menjemukan!
Yang aku tahu pagi telah menunggu esok dan seterusnya. Pasti.
Hari ini malam berselimut cahaya kunang-kunang.
Bermotifkan bintang dengan bordiran embun disampingnya.
Aku berbaring disebelah guling dan di antara sobekan kertas tak berguna.
Hasrat akhirnya klimaks lalu tumpah ruah dan menengadah dalam hati.
Aku menutup mata.
Hari ini malam indahku, semoga!
Singaraja, Mei 2008
Dg)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar