Di sini hujan lebat Mun
Tapi aku tetap menunggu
Hingga pohon nangka tak mampu melindungiku
Aku basah kuyup
Aku kedinginan Mun
Truck yang melintas percikkan air dari aspal yang keruh
Pohon nangka terterjang angin terus
Dan hujan terus mengguyurku
Aku masih berdiri menunggu
Di bawah pohon nangka depan rumahmu
Ditemani thunder hitamku
Mun…
Aku rindu pelukanmu Mun
Rambutmu yang terurai bercelimir di antara hidung dan telingaku
Tanganmu mendekap pundakku
Dadamu menyatu di belahan dadaku
Dan, kita terlindung payung
Itu yang aku tunggu Mun
Oleh I Nyoman Alit Suwarbawa (INAS)
Bangli, 07 feb 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar